Ekspos Sumbar (Padang) - Ibu-ibu di Pasia Nan Tigo Kecamatan Koto Tangah Kota Padang, Sumatera Barat mengaku bosan dibohongi. Mereka menegaskan tak butuh pemimpin yang bermodal pencitraan, yang hanya pandai mengumbar janji belaka kepada masyarakat.

Hal itu terungkap saat silaturahmi ibu-ibu Pasia Nan Tigo dengan calon Wakil Walikota Padang nomor urut 1 di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 27 Juni 2018, Desri Ayunda. Acara itu dihadiri ratusan ibu-ibu rumah tangga. Mereka berharap, pasangan calon Emzalmi-Desri Ayunda dapat menggantikan walikota yang sekarang.

"Kami sengaja mengundang Pak Desri Ayunda ke sini. Kami berharap, Emzalmi-Desri bisa menggantikan walikota yang sekarang. Karena kami masyarakat pinggiran pantai Pasia Nan Tigo hanya mendapatkan janji-janji bohong saja. Kami berharap, jika Emzalmi-Desri terpilih bisa memang batu grib di tempat kami sebanyak 4 titik," ungkap Indra Wati yang akrab di sapa Elok (54), Rabu, 4 April 2018.

Indra Wati mengaku, ibu-ibu di Pasia Nan Tigo tidak ingin melihat walikota dengan pencitraan bohong. Pasalnya, kata Indra Wati, walikota sekarang datang ke rumahnya. Walikota tersebut ikut mengisi karung untuk menahan abrasi pantai.

"Waktu itu, ia berkata kepada saya, "Tanang mak, akan kito paelokan. Kito pasang batu grip". Begitu janjinya. Tetapi sampai sekarang hanya janji bohong. Padahal, kehidupan kami di sini rata-rata nelayan," ungkapnya. 

Indra Wati mengatakan, kehidupan masyarakat di daerah tersebut hanya pas-pasan. Ironisnya, bantuan dari pemerintah tak diberikan merata, hanya kepada sekelompok masyarakat tertentu saja. Padahal, mereka juga mendengar ada bantuan dari Badan Amil Zakat (Baznas).

"Kami di sini tidak pernah mendapatkannya. Harapan kami, Emzalmi-Desri Ayunda betul-betul menjadi pemimpin untuk semua lapisan masyarakat agar ketidakadilan yang kami rasakan segera berakhir. Kami siap memenangkan pasangan nomor 1 ini," tukuknya.  

Tokoh masyarakat setempat, Fadhlun Nafi mengatakan, masyarakat di daerah tersebut memiliki harapan yang besar kepada pasangan Emzalmi-Desri Ayunda. Sebab, masyarakat yakin, Emzalmi-Desri Ayunda bakal mampu membenahi infrastruktur dan ekonomi di daerah ini. 

"Pak Emzalmi seorang birokrat. Saya kenal baik Pak Em, karena waktu saya menjadi anggota dewan, Pak Em itu menjabat Sekretaris Daerah. Pak Em itu ahli tata kota, pendidikannya arsitektur perkotaan. Harus kita akui, keberhasilan pembangunan di kota ini tidak terlepas dari lekat tangan Emzalmi. Kami sangat yakin itu, karena menyaksikan sendiri lekat tangan Pak Em. Rekam jejak Pak Em itu jelas dan terang benderang," cakapnya. 

Sementara, Desri Ayunda sendiri adalah seorang profesional yang berpengalaman. Ia pernah menjabat berbagai jabatan penting di PT. Semen Padang dan anak perusahaan BUMN terbesar di daerah ini. Sebagai orang yang ahli di bidang ekonomi, tentu Desri Ayunda dapat membenahi manajemen ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

"In Sya Allah, 70 persen masyarakat Pasia Nan Tigo memilih pasangan nomor urut 1 ini. Saya juga tak bosan-bosannya mengajak masyarakat untuk menentukan sikap pada 27 Juni 2018 nanti untuk menjatuhkan pilihan kepada nomor urut 1, Emzalmi-Desri, agar kota ini lebih baik kedepannya," tegasnya. 

Menjawab harapan masyarakat tersebut, Desri Ayunda mengucapkan, pasangan Emzalmi-Desri Ayunda memang ditujukan untuk semua lapisan masyarakat Kota Padang, sesuai dengan tagline yang mereka usung. Ia mengatakan, di setiap pertemuan dengan warga, harapan yang sama juga disampaikan kepadanya. 

"Terlebih dahulu saya menyampaikan permintaan maaf Pak Em karena tak bisa hadir. Pak Em saat ini berada di Jakarta. Apa yang ibu-ibu sampaikan tadi, sudah menjadi roh perjuangan kami untuk memutus mata rantai ketidakadilan tersebut. Untuk itu, kami mohon doa restu dan dukungan ibu-ibu, sehingga apa yang kita perjuangkan berhasil dan diridhoi Allah SWT," ungkap Desri. 

Ia mengatakan, jika pasangan nomor urut 1, Emzalmi-Desri Ayunda diberi amanah memimpin Kota Padang, maka sudah menjadi kewajiban untuk membenahi abrasi pantai yang terjadi di Pasia Nan Tigo. Apatah lagi, Desri Ayunda sendiri adalah putra asli Koto Tangah.

"Kami tidak mau mengumbar janji. Namun secara psikologis, maka sudah kewajiban kami memperjuangkan itu. Saya lahir sebagai orang Koto Tangah, maka jika abrasi itu dibiarkan, maka korbannya tentu dunsanak saya yang ada di sini," tukuk Desri.

Dikatakan Desri, pembenahan Pantai Pasia Nan Tigo tak hanya soal mengatasi abrasi dengan memasang batu grip. Tetapi adalah menjadikan Pantai Pasia Nan Tigo sebagai destinasi wisata. Tentu butuh pengelolaan yang baik untuk menuju ke arah itu dengan melibatkan masyarakat. (TMC)
 
Top