Walikota Payakumbuh, Riza Falepi bersama rombongan saat menerima penghargaan di Kementerian Dalam Negeri

Payakumbuh - Kota Payakumbuh kembali berhasil mempertahankan predikat Kota Sehat (Swasti Saba) tingkat Wistara untuk keenam kalinya. Penghargaan ini adalah bentuk apresiasi pemerintah terhadap pelaksanaan program kabupaten/kota sehat.

Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) bersama dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menggelar acara penganugrahan Swasti Saba untuk kabupaten dan kota dengan predikat sehat tahun 2019 di kantor Kemendagri, Selasa (19/11/2019)

“Sebab, hal ini bukti nyata dari peran aktif yang baik dari masyarakat dalam pembangunana kesehatan serta berperan sebagai agen perubahan, karena itu budayakan terus prilaku hisup bersih dan sehat,” kata Walikota Riza Falepi usai menerima penghargaan.


Dikatakan, penghargaan ini bukanlah tujuan utama dan bukanlah segala-galanya, akan tetapi menjadi momentum untuk lebih memberikan pelayanan dan peningkatan kualitas kesehatan ditengah masyarakat di Kota Payakumbuh.

“Makanya penghargaan ini pantas kita syukuri atas prestasi yang diraih Payakumbuh, sekaligus berterimakasih kepada semua pihak yang telah mendukung tercapainya prestasi ini,” sebut Walikota Riza Falepi.

Penghargaan pada kategori tertinggi yang diraih Payakumbuh tersebut, harus dipertahankan dan ditingkatkan terus dimasa mendatang. “Jangan sampai, setelah berhasil meraih prestasi puncak, semangat untuk terus membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat menjadi kendor,” ulasnya.


Program nasional Gerakan Masyarakat Hidup Sehat yang disampaikan Menkes terus disosialisasikan dan diaplikasikan, karena cerminan masyarakat yang maju harus berprilaku hidup bersih dan sehat yang akan bermuara pada kualitas kesehatan warga yang mendorong terciptanya kota maju dan sejahtera.

Lomba KKS ini terdiri dari 3 kategori yaitu Swasti Saba Padapa (pemantapan), Swasti Saba Wiwerda (pembinaan) dan yang tertinggi Swasti Saba Wistara (pengembangan).

Penganugrahan Swasti Saba dihadiri Mendagri Tito Karnavian dan Menkes Taruman Agus Putranto.


Dalam sambutannya Menkes berujar saat ini pemerintah fokus membahas dua isu penting yaitu stunting dan jaminan kesehatan nasional.

"Angka stunting turun dari 37 persen menjadi 27 persen dalam kurun waktu 6 tahun. Pendekatan Kabupaten atau Kota Sehat, merupakan wujud nyata konvergensi intervensi spesifik dan intervensi spesifik dalam penurunan stunting di Indonesia," ujarnya.

Sedangkan, Mendagri membahas isu bonus demografi di Indonesia dalam pidatonya.

"Kita alami problema bonus demografi, yaitu besarnya angkatan kerja, berbeda dari Singapura dan Jepang yg alami aging population. Ini akan jadi masalah jika tidak segera diatasi karena akan menaikan angka pengangguran," ujarnya. (Her)
 
Top