Andre Rosiade, Ketua DPD Partai Gerindra Sumbar

Padang - Terkait rencana Ketua DPD Gerindra Provinsi Sumatera Barat (Sumbar), Andre Rosiade akan melakukan Interpelasi terhadap Gubernur Irwan Prayitno yang sering Keluar Negeri (LN) memanaskan suhu politik Sumbar di kanca Nasional.

Pasalnya, Andre Rosiade yang merupakan Anggota Komisi VI DPR RI mendapat intimidasi dari rekan sesama Dewan tingkat Nasional yang juga merupakan istri dari Gubernur Sumatera Barat, Irwan Prayitno.

Terbukti dari pembicaraan di WhatsApp, Nevi Irwan Prayitno mengeluarkan komentar yang tidak sedap terhadap Andre Rosiade dengan nada ancaman.

Komentar Nevi Irwan Prayitno kepada Andre Rosiade di WhatsApp

Andre Rosiade melalui telpon yang direkam Andi Meirizal dihadapan wartawan mengatakan, komentar saya ya, no komen saja. Yang penting saya hanya melaksanakan tugas sebagai ketua DPD Gerindra Sumbar yang juga merupakan wakil rakyat dan untuk memperjuangkan rakyat.

Disini kita ada mendengar keresahan dari masyarakat yang melihat bahwa Gubernur Sumbar ini, bisa dikatakan hampir tiap bulan ke luar negeri. Nah tentu saya mesti mendengar dan menyerap aspirasi masyarakat.

Dan atas keresahan masyarakat itu kami dari Gerindra sebagai partai politik yang selalu mendengar dan menyerap serta memperjuangkan aspirasi masyarakat tentu kami mengambil tindakan. Tindakan seperti apa, ya secara konstitusional, apa sih haknya fraksi Gerindra DPRD Provinsi Sumbar, yaitu hak bertanya, kami lakukanlah interplasi.

"Nah kalau anda tidak merasa bersalah ya tinggal anda jawab baik baik. Kan hak jawab ada dan tidak usah dengan bahasa bahasa intimidatif, ini ada bahasa tembak mati, gitu loh," ujar Andre Rosiade 

Ia mengungkapkan, Andre Rosiade adalah pengkritik keras presiden Jokowi 2014 sampai 2019 dan tidak pernah sekalipun Bapak Jokowi maupun keluarganya mengingatkan saya akan ditembak oleh pendukungnya. Ini baru penguasa lokal, kok mentalnya Orbar. Saya sayangkan cara-cara seperti itu.

Saya ini besar dan dilahirkan di Padang Sumatera Barat, masa mau ditembak sama orang kampung sendiri. Maaf bicara, saya menjadi anggota DPR merangkak dari bawah. Bukan karena latar belakang nama besar keluarga. Nama besar orang tua, suami atau istri dan berkampanye tidak memakai baliho dengan fasilitas negara. Tetapi dengan meyakinkan rakyat dan aspirasi rakyat inilah saya perjuangkan.

"Jadi sekali lagi, tolong dijawab saja, kalau anda bersih kenapa harus risih, kalau anda bersih kenapa anda harus marah marah. Inikan hak yang lumrah, boleh dipergunakan dan itu konstitusional. Tidak usah pakai tembak tembak gitu loh, emangnya zaman orde baru. Ini negara hukum, bukan negara preman, wajarlah orang menanyakan, uang rakyat yang miliaran dipakai, hasilnya apa, untuk daerah sumbar," tutup Andre Rosiade. (Arman/AM)
 
Top