Kegiatan berbuka bersama Irwan Basir Datuak Rajo Alam SH. MM dengan pengurus LPM Kota Padang dan Wartawan


Padang - DPD LPM Kota Padang gelar silaturahmi dan berbuka puasa bersama dengan pengurus LPM seluruh kecamatan dan para jurnalis, bertempat Hotel Kawana,  pada Selasa (18/4/2023).

Pada kesempatan itu, Ketua DPD LPM Kota Padang, Irwan Basir Datuak Rajo Alam, SH.MM menyampaikan berbagai persoalan terhadap Kota Padang.

"Konsekuensi seorang pemimpin dalam proses pembangunan tidak bisa disebutkan dalam level ekstrem seperti "sangat absolut" atau "sangat minor", tetapi berorientasi pada penciptaan kesejahteraan bagi masyarakat," ujar ketua MPA KAN Pauh IX kec. Kuranji ini.

Irwan Basir mengatakan, pada konsep permulaannya, komposisi partisipasi pembangunan justru lebih besar diberikan kepada rakyat sebagai representasi prinsip demokrasi, dan seorang pemimpin justru hanya berfungsi sebagai stabilizer.

"Itu artinya kata mantan Kepala Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial, Dinas Sosial Provinsi Sumatera Barat ini, bila ada muncul ketimpangan kesejahteraan, peningkatan kemiskinan, dan instabilitas sosial muaranya tentu pada “lakek tangan” seorang pemimpin," tegas Datuak IB.

Pada tahap inilah kata Irwan Basir figur pemimpin layaknya seorang Satria Piningit atau penyelamat sangat diharapkan kehadirannya.

Apalagi kata pria yang akrab disapa Pak Datuak ini, Kota Padang adalah merupakan sebuah kota tempat berhimpunya masyarakat yang ada di semua kabupaten dan kota yang ada di Sumbar. Jadi, sebagai ibukota provinsi, naif rasanya bila Kota Padang bisa kalah dengan Bukittinggi dan daerah-daerah lain.

“Padang ini tidak ada lagi terminal, tidak ada lagi pasar dengan pola-pola tradisional yang orientasinya menghidupkan sendi-sendi ekonomi mikro yang ada di tengah masyarakat. Oleh sebab itu, calon pemimpin Kota Padang ke depan harus bisa memetakan kembali potensi-potensi yang ada di kota ini,” kata Pak Datuak.

Dikatakanya, jumlah kecamatan di Kota Padang ada 11, yang masing-masingnya memiliki potensi yang beragam. Potensi itu harus ada ikonnya, yang bisa menghasilkan sumber peningkatan kesejahteraan masyarakat yang bisa menghidupkan pilar-pilar dan aspek-aspek pembangunan serta aspek pemberdayaan di daerah yang ada.

“Jadi potensi di masing-masing kecamatan yang ada tidak bisa disamakan semuanya. Di sini harus dibutuhkan kejelian seorang kepala daerah membacanya secara seksama,” kata Pak Datuak Irwan Basir.

Bahkan Irwan Basir sempat mengungkapkan rasa gundahnya manakala menyoal investasi yang tak pernah masuk ke Kota Padang beberapa periode belakangan. Kalau pun ada, kata dia, itu hanya sekedar kunjungan-kunjungan investor belaka yang baru ada dan investasi itu tak pernah tinggal di kota ini.

Irwan Basir mengatakan, pemimpin kota itu bukan pemimpin yang harus dilayani, tapi pemimpin yang jeli dalam melihat kebutuhan rill dan bisa membawa persoalan kotanya ke tingkat yang lebih tinggi dan bukan sekedar wacana, tapi harus langsung imlementasi.

Yang tak kalah pentingnya, kata Irwan Basir, seorang kepala daerah harus jeli melakukan pemetaan sumber daya manusia (SDM) untuk didudukan menjadi kepala organisasi perangkat daerah, mulai dari kepala dinas hingga camat dan lurah.

Ia pun memberi contoh dalam mendudukan seorang camat atau lurah, misalnya di Pasir Jambak yang memiliki potensi wisata, jadi yang harus ditempatkan adalah lurah dan camat yang memiliki visi dan misi pariwisata serta memiliki potensi untuk mengembangkan daerah tersebut. (Depe)

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top