eXpos Sumbar - Setelah hampir tujuh tahun perjalanan yang penuh tantangan, akhirnya masyarakat Sumatera Barat dapat menikmati keberadaan jalan tol Padang-Sicincin. Jalan tol ini menjadi salah satu pencapaian besar bagi provinsi yang sebelumnya belum memiliki infrastruktur tol.
Sejak awal pembangunan, jalan tol ini mengalami berbagai lika-liku yang cukup mempengaruhi prosesnya. Kali ini eXpos Sumnar akan membahas tujuh hal penting terkait perjalanan panjang pembangunan jalan tol Padang-Sicincin.
1. Peresmian Pembangunan oleh Presiden Jokowi (2018)
Pembangunan jalan tol Padang-Sicincin secara resmi dimulai pada 9 Februari 2018, ketika Presiden Joko Widodo meresmikan dimulainya konstruksi tol ini. Pada saat itu, jalan tol yang semula direncanakan sepanjang 28 km tersebut diharapkan dapat meningkatkan konektivitas antar wilayah serta memperlancar distribusi barang, yang pada akhirnya dapat menurunkan biaya logistik dan meningkatkan daya saing produk lokal. Selain itu, Presiden Jokowi juga berharap bahwa pembangunan jalan tol ini akan memberikan dampak positif terhadap sektor pariwisata di Sumatera Barat.
2. Pindahnya Trase Jalan Tol pada 2019
Pada tahun 2019, trase jalan tol Padang-Sicincin mengalami perubahan signifikan. Pemerintah Provinsi Sumatera Barat, bersama dengan pemerintah Kabupaten Padang Pariaman dan pihak terkait dari Kementerian PUPR, memutuskan untuk mengalihkan trase tol yang awalnya berada di sebelah barat ke sebelah timur. Keputusan ini diambil untuk menghindari pengorbanan rumah penduduk yang lebih banyak, serta mempertimbangkan keamanan. Dengan perubahan ini, panjang tol bertambah dari 28 km menjadi 36,6 km.
3. Pembangunan Terhenti pada 2022
Pembangunan jalan tol Padang-Sicincin sempat terhenti pada Agustus 2022. Direktur Operasi 3 PT Utama Karya, Kuncoro, menjelaskan bahwa hambatan utama adalah masalah pembebasan lahan yang sangat lambat, terutama jika dibandingkan dengan wilayah lain di Indonesia. Namun, Kuncoro juga memastikan bahwa setelah pembebasan lahan selesai, pembangunan jalan tol ini akan dilanjutkan. Proses pembebasan lahan yang lambat menjadi salah satu tantangan terbesar yang mempengaruhi kelancaran proyek ini.
4. Kasus Korupsi dalam Pengadaan Lahan
Selain masalah teknis, pembangunan tol Padang-Sicincin juga sempat terganjal kasus korupsi yang melibatkan pengadaan lahan. Pada 2 Desember 2022, Kejaksaan Tinggi Sumatera Barat menetapkan 12 orang sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi terkait pengadaan tanah. Kasus ini berawal dari proses ganti rugi atas lahan yang digunakan untuk proyek tol, di mana sejumlah oknum diduga membagi-bagikan uang ganti rugi secara ilegal. Kerugian negara akibat kasus ini diperkirakan mencapai sekitar Rp 27,8 miliar.
5. Kompleksitas Pembebasan Lahan
Salah satu kendala terbesar yang dihadapi dalam pembangunan jalan tol ini adalah proses pembebasan lahan yang cukup rumit. Pemerintah Provinsi Sumatera Barat mengungkapkan bahwa dari 81 bidang tanah yang terkena dampak pembangunan, banyak yang masih dalam tahap verifikasi dan pengurusan berkas. Beberapa tanah juga sedang berperkara di pengadilan, sementara sebagian lainnya menunggu keputusan hukum yang tetap. Proses musyawarah untuk ganti rugi juga berjalan cukup lambat, membuat penyelesaian pembebasan lahan menjadi tantangan tersendiri dalam pembangunan proyek ini.
6. Penolakan Warga
Selain masalah pembebasan lahan, pembangunan jalan tol Padang-Sicincin juga mendapat penolakan dari sejumlah pihak. Banyak warga yang menentang pembangunan ini, baik dari kalangan masyarakat adat, LSM, maupun tokoh masyarakat setempat. Penolakan ini didorong oleh berbagai alasan, mulai dari klaim tanah adat yang dianggap terlupakan, hingga kekhawatiran akan dampak sosial dan lingkungan. Isu-isu yang berkembang di masyarakat tentang proyek tol juga turut mempengaruhi penolakan tersebut.
7. Pembukaan Jalan Tol Padang-Sicincin pada 2024
Setelah menanti lebih dari enam tahun, jalan tol Padang-Sicincin akhirnya dibuka untuk umum pada 15 Desember 2024. Meskipun sebelumnya sempat dikabarkan akan dibuka pada Juli 2024, target tersebut tidak tercapai. Setelah melalui uji coba, jalan tol dengan panjang 36,6 km ini resmi dibuka fungsional mulai 21 Desember 2024 hingga 2 Januari 2025, memberikan kemudahan akses bagi masyarakat. Walaupun hanya satu arah yang dibuka pada uji coba awal, jalan tol ini diharapkan dapat meningkatkan konektivitas antar daerah di Sumatera Barat, serta memperlancar arus barang dan jasa.
Dengan adanya jalan tol Padang-Sicincin, masyarakat Sumatera Barat akhirnya dapat menikmati fasilitas infrastruktur yang sudah lama dinantikan. Meski perjalanan panjang dan berliku telah ditempuh, tol ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian, pariwisata, dan kesejahteraan masyarakat setempat.
Sebagai salah satu proyek besar di Sumatera Barat, jalan tol ini menunjukkan pentingnya kerjasama antara pemerintah, masyarakat, dan berbagai pihak terkait untuk mewujudkan kemajuan dan pembangunan yang berkelanjutan.
(windi)