eXpos Sumbar - Momen yang penuh haru dan penuh semangat terjadi pada Senin pagi, 20 Januari 2025, saat sejumlah bus yang membawa warga Palestina yang baru dibebaskan dari penjara Israel tiba di Baitunia, Tepi Barat.
Kehadiran bus-bus ini disambut dengan sorak-sorai riuh oleh warga Palestina yang berkumpul di sepanjang jalan. Beberapa di antara mereka bahkan naik ke atas bus dan melambaikan bendera Palestina sebagai simbol kemenangan dan kebebasan.
Mereka yang dibebaskan adalah tahanan Palestina yang sebelumnya dipenjara oleh Israel di luar kota Ramallah. Pembebasan ini merupakan bagian dari kesepakatan gencatan senjata yang sudah ditunggu-tunggu. "Kedatangan kami adalah simbol kemenangan dan harapan bagi rakyat Palestina," ujar salah satu tahanan yang baru dibebaskan.
Menurut keterangan Hamas, yang berperan dalam pembebasan para tahanan ini, setidaknya 90 tahanan Palestina dibebaskan pada hari Senin pagi sebagai bagian dari tahap pertama kesepakatan gencatan senjata. Sebelumnya, Hamas juga telah membebaskan tiga Sandra Israel yang dipastikan telah bertemu dengan keluarganya. Ini adalah bagian dari proses besar menuju perdamaian yang diharapkan dapat mengakhiri konflik panjang antara Israel dan Palestina.
Gencatan senjata yang diumumkan pada 19 Januari 2025 ini juga telah mengakhiri serangan udara Israel di Gaza dan pasukan Israel mulai menarik diri dari beberapa wilayah yang telah mereka duduki di Palestina. Pembukaan kembali penyeberangan Rafa menjadi salah satu tonggak penting dalam gencatan senjata ini, yang memungkinkan masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza, termasuk 600 truk bantuan per hari, dengan 50 truk di antaranya membawa bahan bakar.
Selain itu, warga Palestina yang sebelumnya terpaksa mengungsi kini mulai kembali ke rumah mereka, meski sebagian besar dari rumah mereka di utara Jabalia telah hancur menjadi puing-puing akibat serangan yang berlangsung bertahun-tahun.
Gencatan senjata ini membawa harapan baru bagi warga Palestina dan masyarakat internasional dalam upaya mewujudkan perdamaian di Timur Tengah. "Kami berharap ini bukan hanya awal dari gencatan senjata, tetapi juga langkah nyata menuju perdamaian yang abadi," kata seorang warga Palestina yang baru saja kembali ke rumahnya.
Dengan dibukanya penyeberangan Rafa, lebih banyak bantuan kemanusiaan diharapkan dapat masuk ke Gaza, memberikan bantuan kepada ribuan keluarga yang terdampak konflik. Dalam beberapa bulan terakhir, penutupan penyeberangan tersebut oleh Israel telah memperburuk krisis kemanusiaan di Gaza, namun dengan gencatan senjata ini, ada harapan bahwa situasi dapat membaik.
(windi)