eXpos Sumbar – Sebuah truk Colt Diesel yang mengangkut alat musik organ tunggal mengalami kecelakaan tragis di Rimbo Malampah, Nagari Simpang Utara, Kecamatan Simpang Alahan Mati (Simpati), Kabupaten Pasaman, Rabu (29/1) dinihari sekitar pukul 02.00 WIB.
Truk yang sedang dalam perjalanan menuju Kota Padang tersebut terjun ke jurang sedalam lebih dari 25 meter, menyebabkan sopir terjepit di dalam kabin kendaraan yang ringsek selama 10 jam.
Korban yang terjepit dalam kecelakaan itu adalah Vitra Yoga Fernanda (26), warga Pasaman Baru, Simpang Empat, Kabupaten Pasaman Barat, yang mengalami luka-luka. Proses evakuasi dilakukan dengan sangat hati-hati oleh tim SAR gabungan yang melibatkan Basarnas, BPBD, Polri, TNI, serta masyarakat setempat.
Koordinator Pos SAR Pasaman, Novi Yurandi, mengungkapkan bahwa pihaknya menerima laporan mengenai kecelakaan tersebut pada pukul 07.05 WIB dan langsung mengerahkan tim untuk melakukan evakuasi. “Sopir baru bisa dikeluarkan sekitar pukul 12.00 WIB setelah hampir lima jam berusaha memotong bagian-bagian truk yang menjepit tubuh korban,” ujar Novi.
Proses evakuasi yang memakan waktu lama itu terjadi karena posisi truk yang terperosok ke dalam jurang yang curam dan kedalaman yang cukup ekstrem. Novi menambahkan, setelah berhasil dievakuasi, korban kemudian dibawa menggunakan tandu ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis lebih lanjut.
Sementara itu, Kapolsek Bonjol, AKP Syafri Munir, menyatakan bahwa kecelakaan ini melibatkan dua korban, yaitu sopir dan kernet truk bernama Putra (23). “Kernet berhasil melompat keluar dan menyelamatkan diri, namun juga mengalami luka-luka. Keduanya telah dibawa ke rumah sakit untuk perawatan,” kata AKP Syafri.
Selain itu, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Pasaman, Desrianti, menjelaskan bahwa kecelakaan ini terjadi saat truk dalam perjalanan membawa alat musik untuk sebuah acara. Truk yang berangkat dari Jambak, Kabupaten Pasaman Barat, jatuh ke jurang di daerah Rimbo Malampah, mengakibatkan kecelakaan tunggal tersebut.
“Proses evakuasi berlangsung selama sekitar 6 jam, dengan kedalaman jurang sekitar 25 meter. Selama proses evakuasi, korban diberikan oksigen untuk menjaga kelancaran pernapasannya,” ungkap Desrianti.
Selain tim SAR dan aparat keamanan, evakuasi juga melibatkan masyarakat setempat. Total, ada sekitar 45 orang yang bekerja sama untuk mengevakuasi korban. “Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah terlibat dalam proses evakuasi ini,” kata Desrianti.
Minta Pengaman Jalan Rawan Kecelakaan
Menanggapi insiden tersebut, Ketua Komisi II DPRD Provinsi Sumatera Barat, Khairuddin Simanjuntak, meminta pemerintah daerah dan Dinas Perhubungan setempat untuk segera membangun pengaman di jalan-jalan yang rawan kecelakaan, terutama yang melintasi tebing-tebing curam.
“Jalan-jalan di kawasan ini banyak yang rawan kecelakaan, karena minimnya rambu dan pengaman. Pemerintah daerah harus segera membuat portal atau pengaman jalan di lokasi yang rawan kecelakaan, agar kejadian serupa tidak terulang,” ujar Khairuddin yang juga mengaku sempat terjebak dalam kemacetan akibat kecelakaan tersebut.
Ia juga menambahkan bahwa beberapa ruas jalan di Pasaman menuju Padang, seperti kawasan Malampah, Kawasan Panti, dan Rao, perlu mendapatkan perhatian lebih untuk meningkatkan keselamatan pengendara.
“Kami berharap pemerintah daerah segera mengambil langkah konkret untuk memperbaiki kondisi jalan di wilayah tersebut demi keselamatan semua pengendara,” tutup Khairuddin.
(WD)