Ekspos Sumbar (Pasbar) - Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat (Pasbar) melalui Dinas Ketahanan Pangan, melaksanakan Rapat koordinasi (Rakor) Dewan Ketahanan Pangan (DKP) di Aula Kantor Bupati Pasbar, Kamis (22/11).

Rakor dibuka secara resmi oleh Bupati Pasbar Drs H Syahiran yang diwakili oleh Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan Sekretariat Daerah (Setda) Pasbar Drs Irwan. Kemudian juga tampak hadir Kepala Dinas Pangan Sumbar Ir Effendi  MP, BPOM Sumbar, Dra Ernanetti Apt, Camat, Pengurus DKP, Unit Pelaksana Teknis Dinas Ketahanan Pangan dan Wali Nagari.

Irwan dalam sambutannya menyampaikan bahwa rapat perlu digelar untuk membangun sinergi antar seluruh pengurus dan instansi terkait dalam pengawasan keamanan pangan di Pasbar.

Berberbagai persoalan yang sedang dihadapi DKP dilapangan yakni masih ditemukannya Ikan dengan pengawet serta bahan makanan lainnya yang diduga mengandung bahan berbahaya bagi kesehatan. Oleh sebab itu, seluruh pihak dipandang perlu menjalin kerjasama dengan DKP dalam pengentasan permasalahan tersebut.

"Masih ada ditemukan ikan yang diduga mengandung formalin entah itu yang masuk dari luar Pasbar dan sebagainya, begitu juga dengan makanan terutama jajanan anak-anak," sebutnya.

Untuk itu diminta seluruh elemen masyarakat untuk merapatkan barisan menindaklnjuti perseoalan tersebut sehingga masyarakat terbebas dari ancaman ketidakamanan pangan.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan Pasbar Syahwir SH mengatakan, keadaan ketahanan pangan masyarakat Pasbar pada saat ini sudah mulai membaik, namun belum optimal.

Masih banyak ditemui dilapangan bahan makanan yang mengandung  zat berbahaya yang mengancam jiwa masyarakat yang bebas dijual di pasaran seperti formalin, borak, insektisida dan sebagainya.

"Kendati demikian, pemerintah telah memberikan perhatian dan berbagai dukungan dalam bentuk pengawasan terhadap keamanan pangan yang telah dijabarkan dalam Pergub Sumbar No 18 Tahun 2017 dan ditindak lanjuti oleh SKBupati,"kata Syahwir.

Melalui Rakor ini, bisa menghasilkan rumusan sebagai langkah pengambil kebijakan  ketahanan pangan untuk mendorong masyarakat untuk tidak menggunakan zat berbahaya yang digunakan dalam proses pembuatan makanan dan sayuran.

Kepala Dinas Pangan Sumbar Ir Efendi MP dalam materinya menyebutkan, keamanan pangan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia dan benda lain yang dapat membahayakan kesehatan manusia. Serta tidak bertentangan dengan agama dan budaya masyrakat sehingga aman untuk di konsumsi

"Penanganan Keamanan pangan belum efektif disebabkan sistem pembinaan dan pengawasan elum berkembang, kelembagaan terbatas, SDM terletih terbatas dan lemahnya penegakan hukum," ucapnya.

Lebih jauh dia menjelaskan, proses pembuatan makanan saat ini banyak memakai zat berbahaya seperti boraks, formalin, zat pewarna dan insektisida. Zat tersebut sangat mematikan organ tubuh manusia yang dapat menimbulkan penyakit.

Makanan yang sering memakai zat tersebut adalah  bakso tusuk, permen karet dan mie instan dan ikan kering sangat mematikan organ pencernaan tubuh manusia terutama anak - anak.

"Belum efektifnya kemanan pangan, diharapkan keamanan pangan merupakan tanggung jawab bersama baik pemerintah, produsen pengelola pangan maupun konsumen, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan," pintanya.

Sementara itu Dra Ernanetti Apt dari BPOM Sumbar menyebutkan air kemasan yang dijual di pasaran seperti Aqua, Lemineral, SMS dan sebagainya layak dikonsumsi karna sudah diproses ozonisasi dan strelisasi.

"Jadi jangan takut meminum air kemasan, karna tidak menimbulkan penyakit dalam tubuh kita," ucapnya.

Disamping itu lanjutnya, banyak masyarakat menyalahgunakan boraks, bleng, piier, air ki yang digunakan untuk mie basah, bakso, lontong, siomai, ketupat, pangsit dengan tujuan agar tekstur lebih kompak (kenyal) dan mmperbaiki penampakan.

"Zat tersebut sebetulnya digunakan untuk deterjen, antiseptik dan pembunuh kuman. Bila dikonsumsi secara terus menerus dalam jangka panjang dapat mengakibatkan kanker," ujanya panjang lebar. (Ron)
 
Top