EksposSumbar, PADANG - Wakil Walikota Padang Ir. H. Emzalmi, M.Si. menyampaikan, para pemuda adalah harapan bangsa. Peran pemuda dengan intelektualitasnya haruslah membawa pergerakan baru untuk membentuk kemajuan bangsa. Generasi muda seharusnya menjadi generasi yang paling dapat diandalkan.

"Karena di usia mereka yang fresh dan produktif, diharapkan dapat menjadi generasi penerus yang bisa menjadi penggebrak untuk membangun negeri ini," sebut Wawako dalam acara Talk Show di RRI Kota Padang, Rabu (1/11).

Keberadaan pemuda saat ini diharapkan dapat memberikan angin segar, dengan ide-ide baru yang brilian  dalam kehidupan berbangsa dan bernegara seperti ekonomi, sosial budaya, keagamaan atau politik.

"Namun, sayangnya, banyak pemuda masa kini yang rusak moralitasnya. Banyaknya pelajar yang suka bertindak anarki atau tawuran, berbuat asusila, atau terlalu konsumtif dengan menghambur-hamburkan uang orang tuanya," sesal Emzalmi.

Wawako menambakan, berbangsa satu, bangsa Indonesia. Namun mengapa masih saja ada kerusuhan dan tawuran antar pelajar atau mahasiswa. Bertanah air satu. Namun mengapa begitu banyak anak-anak muda yang terjerat dalam tindak kriminalitas. 

"Berbahasa satu, Bahasa Indonesia. Namun mengapa justru anak mudalah yang “merusak” tatanan Bahasa Indonesia yang baik dan benar tersebut dalam cara berkomunikasinya. Khususnya dalam aktivitas di media sosial dari para anak-anak muda masa kini." sebutnya.

Untuk itu, Wawako mengingatakan, dulu semasa masih kecil sampai beranjak dewasa. Setiap ada kegiatan masyarakat seperti kerja bakti, kegiatan keagamaan, atau adat istiadat, para pemuda pasti berperan aktif untuk ikut serta dalam acara ini. Tetapi, melihat kondisi sekarang, rasanya para pemuda sudah tidak terlalu peduli pada acara seperti itu. 

Malah pemuda sekarang lebih suka hal-hal yang bersifat kesenangan dan hura-hura, yang hanya mengisi kesenangan batinnya saja," pungkasnya.

Sementara, Ivan, Tokoh Pemuda Kota Padang berbicara tentang moral, generasi muda saat ini dianggap memiliki moral yang tidak cukup baik. Mahasiswa ayo mendukung perintah dan jangan Suudzon terhadap pemerintah.

Ivan mengajak, mari kita bersama berjuang khususnya di  Kota Padang Tercinta ini. Pemuda itu seharusnya generasi penerus bangsa, kader bangsa, kader masyarakat, dan kader keluarga. Di tangan pemudalah nasib bangsa ditentukan. 

Namun, apabila dilihat zaman sekarang, karya-karya besar yang dihasilkan para pemuda zaman dahulu rasanya sudah mulai rusak karena pengaruh era globalisasi," ujar Ivan.

Ivan melanjutkan seharusnya seiring dengan berkembangnya teknologi dan kemajuan komunikasi, kita harus semakin peduli dan peka terhadap lingkungan sekitar. Pemuda dituntut untuk berperan aktif dalam berkontribusi untuk masyarakat di sekitarnya. 

Namun ia menyayangkan hal yang terjadi saat ini, justru banyak pemuda yang sepertinya tidak peduli dengan lingkungan sekitarnya.

Kesempatan yang sama, Muhammad Fatjri Chai Unversitas Unand Fakultas Hukum, menyampaikan "Spirit sumpah pemuda jangan hanya dijadikan hiasan sejarah yang menunggu usang hingga akhirnya tidak memberi makna apapun kini ataupun besok. Nilai-nilai sumpah pemuda tidak boleh dipandang sebagai nilai yang statis tapi sebagai nilai yang dinamis dan dialektis. 

"Semangat dari nilai sumpah pemuda tidak boleh berakhir ketika Indonesia mendeklarasikan medeka pada 17 Agustus 1945 saja. Reaktualisasi nilai-nilai sumpah pemuda harus bersifat dinamis mengingat tantangan zaman yang begitu kuat dihadapan kita," ujar Muhammad Fatjri Chai.

Ami Hamish dari LAM Unand menuturkan, bahwa predikat agent of changes yang diamanatkan oleh generasi masa lalu adalah sebuah amanat yang harus dilaksanakan. Pemuda harus senantiasa berada di garda terdepan dalam mengusung gerakan untuk perubahan sosial yang meliputi aspek-aspek sosial, pendidikan, budaya, dan hukum di Indonesia. Karena semua permasalahan ini penggerak utamanya adalah para pemuda. (AR/DP)
 
Top