Wawako Ekos Albar paparkan manfaat RDF TPA Aia Dingin


Padang - Wakil Wali Kota Padang, Ekos Albar secara resmi mencangkan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Aie Dingin, Rabu (13/12/2023). Pengelolaan sampah di TPST Aie Dingin nantinya akan menerapkan teknologi (Reduce Derived Fuel) RDF.

Ekos Albar menyebutkan, dari 650 ton sampah yang dihasilkan Kota Padang perhari, diperkirakan sebanyak 500-550 ton sampah perharinya masuk ke TPA Aie Dingin. Sementara 100 ton sisanya itu berkurang melalui berbagai kegiatan.

Meski begitu, Pemerintah Kota (Pemko) Padang terus melakukan berbagai upaya dalam pengelolaan sampah. Baik itu melalui hulu hingga ke hilir.

“Dari hulu, seperti meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat, program 1 RW 1 Bank Sampah, pegawai wajib menjadi anggota Bank Sampah dan upaya penegakkan hujum serta mengikutsertakan stakeholder di Kota Pada dalan pengelolaan sampah,” ucap Ekos Albar.

Sementara melalui hilir, jelas Wawako ialah seperti pemasangan jebakan di drainase menuju sungai, pemadangan kubus aping di beberapa sungai Kota Padang hingga kegiatan Padang Bergoro.

“Tempat pengolahan sampah terpadu dengan teknologi RDF (TPST-RDF) merupakan salah satu alternatif pengolahan sampah yang diperoleh dari bantuan ISWMP, dengan kapasitas 200 ton perhari. Nantinya hasil RDF ini akan dipergunakan oleh PT Semen Padang menjadi bahan bakar pengganti batu bara,” terangnya.

Selanjutnya, jelas Wawako, hadirnya TPST-RDF sejatinya memberikan beberapa manfaat kepada masyarakat. Seperti perpanjangan pemakaian TPA, mengurangi emisi karbon, gas metan dan RDF bisa menjadi energi terbarukan.

“Dengan adanya teknologi TDF, Kota Padang dapat melalukan pengelolaan sampah yang lebih baik dan dapat mengubah perilaku masyarakat dalam pengelolaan sampah. Dengan masyarakat yang nampu melakukan pemilahan sampah, sehingga volume sampah yang masuk ke TPA bisa berkurang dan sampah yang ada dapat dimanfaatkan,” harapnya.

Di waktu yang sama, Koordinator Bidang Pengelolaan Sampah Kemenko Marves, Rendra Kurnia Hasan menuturkan, terkait RDF ini sejatinya dapat menghasilkan dua hal.

“Pertama sampah bisa kita olah se-optimal mungkin dan kedua kita bisa memenuhi target bauran energi nasional,” ucap Rendra Kurnia Hasan.

Kemudian, Kepala Sub Direktorat Wilayah I Direktorat Sanitasi Ditjen Cipta Karya Kementerian PUPR, Sandhi Eko Bramono mengatakan, pembangunan fasilitas TPST berkapasitas 200 ton perhari itu dimulai pada April 2024 dan berakhir pada September 2025 (18 bulan).

“Ini adalah kegiatan sistem pengolaan sampah secata terintegrasi. Artinya bukan hanya pembangunan sarana fisik, tapi termasuk tata kelolanya. Ada pembangunan TPST, kemudian pembangunan untuk aspek pengaturan, pendanaan, peran serta masyarakat serta kelembagaan,” terang Sandhi Eko Bramono.

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Padang, Fitra Masta menuturkan, Kota Padang merupakan satu dari enam kabupaten/kota di Indonesia yang menerima bantuan.

“Kegiatan hari ini betujuan untuk pencanangan TPA Aie Dingin sebagai lokasi TPST. Hal ini juga wujud komitmen Pemko Padang untuk menyiapkan lokasi dari hilir sampai ke tahap operasional RDF kelak,” jelas Fitra Masta. (**)

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top